Monday, January 11, 2010

a light.





Hari ini saya mulai bekerja di kantor baru saya. Sebagai seorang Account Executive di sebuah agensi periklanan multinasional yang cukup kompeten di Jakarta. Hari pertama ini saya memakai kemeja model kimono berwarna putih dan celana jeans panjang berwarna biru gelap.

Masih jam sembilan. Dan saya tahu jam segini untuk ukuran kantor agensi periklanan masih termasuk waktu subuh. Bahkan meja resepsionis di lobi depan pun masih kosong. Seperti kuburan saja, celetuk saya dalam hati. Saya lalu duduk di sofa empuk berwarna merah dan mengambil ipod dari dalam tas saya. The Beatles. Kaki saya mulai bergoyang-goyang ketika mendengar lagu Day Tripper. Mata saya lalu melempar pandangan ke seluruh pelosok ruangan. Ruang lobi ini berwarna-warni. Dinding bagian kanan dan kiri saya berwarna merah. Sedangkan dinding bagian depan dan belakang berwarna oranye cerah. Antara ruang ini dan ruang di sebelahnya hanya dibatasi rak-rak berbolong-bolong berbentuk segi enam, seperti sarang lebah. Di setiap bolongannya dipajang beberapa action figure seperti Superman, Batman, dan para personel band Kiss, serta beberapa die cast yang tersusun rapi.  


Seorang perempuan berumur pertengahan dua puluhan masuk ke ruang lobi dengan tergesa-gesa. Membawa satu tas besar berwarna coklat tua yang disampirkan di bahu sebelah kanan dan satu buah tas jinjing kecil berwarna pink di tangan kirinya. Iya melempar senyum kepada saya ketika bertemu pandang dengan saya. "Ya mbak, bisa dibantu?". Iya menunggu jawaban dari saya sambil masuk ke meja di depan saya dan menaruh barang-barangnya. Saya pun juga menunggu untuk menjawab sampai prempuan itu selesai "bebenah". 
"Saya Lana, mbak. Hari ini pertama masuk." jawab saya akhirnya, sambil mengulurkan tangan saya pada perempuan di depan saya.
"Oh, Mbak Lana. AE baru ya? Ditunggu sebentar ya, aku hubungi Office Managernya dulu.."
"Okay.." saya menjawab singkat, sambil kembali duduk.

Hari pertama kerja pasti bagi sebagian banyak orang bukan merupakan hari yang indah. Masih harus beradaptasi dengan pekerjaan, partner kerja, dengan suasana kantor dan segala kebiasaannya. Saya pun begitu. Saya hanya berharap jam pulang segera tiba. Tapi, lagi-lagi, mana ada sih di sebuah agensi periklanan pulang jam enam teng? Saya pun hanya memandang layar laptop di hadapan saya dan kembali ngobrol dengan teman-teman saya lewat dunia maya.

Ini sudah pukul sembilan malam, dan jalan masih begitu macet. Oke, ini bukan macet lagi. Berhenti total.  Saya tidak bisa mebayangkan masih panjangnya perjalanan saya, dari kantor saya yang berada di Jalan Gatot Subroto, menuju rumah saya yang berada di daerah Pasar Minggu. Iseng-iseng saya mengirim tweet (istilah untuk sebuah pesan di Twitter):  Gatsu depan Bulog, istirahat di tempaaat, grak!!

Jam dua dini hari.
Saya berbaring di tempat tidur saya dengan mata yang masih terbelalak lebar. Padahal besok harus  datang ke kantor pagi-pagi sekali. Ada meeting dengan klien yang kantornya super duper jauh, di daerah  Kota, pukul sembilan pagi. Dan diwajibkan datang ke kantor terlebih dahulu pula. Mengingat saya AE baru, jadi saya masih harus 'ditemani' Account Manager saya. Saya jadi ingat, dulu seorang teman saya, pernah memberi saran yang cukup menarik: "Kalau susah tidur, coba deh inget-inget apa yang dialami sepanjang hari secara mundur,  relive reversely..". Karena waktu itu saya sedang tidak ingin tidur, maka dari setahun yang lalu teman saya berceloteh perihal "obat tidur" itu, sampai hari ini, saya belum pernah mengikuti sarannya. Dan sepertinya malam ini saya akan mencobanya: sekarang saya berbaring di tempat tidur - makan sebungkus sate padang yang tadi saya beli di jalan - menelfon sahabat saya, Aira yang sedang patah hati - bermacet-macet ria di jalanan kurang lebih satu jam dan hampir diserempet motor! - dikantor, dan sebelum pulang saya bertemu Account Director tim saya yang seperti nenek sihir - Iiih nenek sihir itu.. Nightmare! Begitu saya mengingat Acoount Director saya biasa dipanggil Mbak Rey, saya menyudahi 'aktifitas unik' saya itu. 
Dan terlelap.



No comments:

Post a Comment