Saya dan teman saya, Dolly, memasuki ballroom Ritz Carlton Pacific Place sekitar pukul enam malam. Dari situ sudah tercium penjagaan yang begitu ketat jika dibanding dengan konser-konser lain yang pernah saya datangi. Di gate pertama saja ada beberapa pengecekan, dari mulai cek karcis, cek tas, penceplokan stempel tanda masuk, kemudian lanjut dengan cek badan yang harus sampai angkat-angkat tangan segala. Ketika masuk antrian sudah lumayan panjang, kami berdua pun hanya bisa pasrah berada di urutan paling belakang. Tak lama kemudian, anehnya, well bukan aneh lagi, ini super duper aneh, seorang panitia perempuan teriak-teriak dengan memakai "urat" dengan perintah yang membuat seluruh orang mengernyitkan dahi; "Antrian cewek dan cowok dipisah ya! Cowok ke sebelah sana sekarang!". Saya benar-benar tidak mengerti maksudnya dan tujuannya apa. Jadilah saya dan Dolly terpisah, dan lebih menyebalkannya lagi barisan cowok lebih di depan dekat pintu masuk ballroom. Kalau ini dimaksudkan agar tidak terjadi dorong-mendorong antara cewek dan cowok, just FYI ya, wanita kalau soal selak-menyelak lebih beringas daripada cowok. Kalau gak percaya, lihat saja di acara midnite sale atau sale apapun lah. Pasti mengerti. Sama seperti saya. Ternyata di bagian depan dekat barisan cowok ada pula antrian cewek, maka saya pura-pura menemui teman saya itu, saya yakin begitu pintu ballroom dibuka antrian pasti kacau balau tidak dua baris lagi dan saya bisa nyelip masuk ke dalam antrian. Pada akhirnya memang itulah yang terjadi, tepat seperti perkiraan saya. Bahkan saya bisa masuk jauh lebih dulu dibanding teman saya yang cowok.
Acaranya sangat ngaret! Seharusnya sudah mulai pukul setengah tujuh malam, tapi baru mulai pukul delapan. Dibuka oleh Hollywood Nobody, band asal Bandung jebolan LA Lights Indie Fest yang mengusung genre indie-pop-bossanova. Menariknya, mereka mencover lagu Love Song milik The Cure dan itu menjadi single andalan mereka di album mereka yang akan launching 17 April besok. Cukup berani untuk sebuah band baru "mengambil" lagu populer yang mendunia, tapi menurut saya pribadi dengan balutan gaya bossanova, well done for them! White Shoes and The Couple Company yang giliran tampil berikutnya, dilanjutkan dengan Jens Lekman. I think Jens' performance isn't good enough, karena suara false terdengar dimana-mana. Ditambah he didn't bring the band, hanya seorang wanita yang memainkan perkusi seperti traditional drum, jadi menurut saya pertunjukkan menjadi kurang hidup.
Akhirnya sekitar jam sepuluh lewat the main artist keluar juga. Saya begitu terpesona melihat ketampanan Eirik, meski dia terlihat agak letih karena sedang sakit. Kebetulan posisi saya lumayan dekat dengan panggung, tapi sayangnya agak di samping. Overall, performance mereka sangat rapi, dari segi vokal sangat baik, dan saya sangat terpesona dengan permainan gitar mereka. Saya kasih bintang lima! Sementara Eirik lebih terlihat kalem, Erlend lah yang begitu atraktif dengan penonton, ditambah gaya autisnya yang tak jarang mebuat penonton tertawa, but absolutely he's a very genius musician!
Yang sangat disayangkan, hasil foto yang diambil oleh teman saya tidak begitu bagus. Ceritanya, digicam teman saya harus rela dititipkan di tempat penitipan barang, karena penjagaan yang super ketat itu tadi. Jadilah foto dan video menggunakan kamera ponsel ala kadarnya. Ketika konser sedang berlangsung seorang wanita pun ditegur dan diminta menitipkan kamera di luar ruangan karena ketahuan mengambil gambar dengan kamera digital. Agak heran sebenarnya kenapa para penonton tidak boleh mengambil gambar di kebanyakan konser, kan saya sudah bayar. Kalau kemudian para penonton diberikan dokumentasi gratis seperti misalnya disediakan faslitas mendownload foto-foto selama konser di suatu wadah, sih gak apa-apa! Tapi nyatanya kan tidak begitu. We just need to keep the memories, wahai promotor konser! Walau begitu, saya pulang dengan hati senang, karena konser KoC ini saya rasa merupakan salah satu konser yang dapat membuat saya tersenyum puas! ☺
No comments:
Post a Comment